Selasa, 13 Desember 2011

Contoh Resensi Buku Fiksi (Hadiah dari Rantau)


Tugas Kelompok Bahasa Indonesia
K.D 8.1 Menulis Resensi Buku Fiksi
RESENSI
XII IPA 1
Kelompok 1 :

1. A. Fifi Nurindah Ragani
2. Andi Peppy Yusma R
3. Fatmalasari Yahyadin
4. Febila Ramadhantia
5. Nurul Muchlisa



SMA Negeri 3 Makassar
Tahun Ajaran 2011/2012


Judul Resensi                                      : Pengalaman Rantau dari Minangkabau
Penulis                                                            : Kelompok 1 (XII IPA 1)
Identitas Buku

a. Judul Buku                               : Hadiah Dari Rantau
b. Nama Pengarang                     : Ismet Fanany
c. Nama Penerbit                         : Angkasa Bandung
d. Tempat Penerbitan                 : Bandung
e. Tahun Penerbitan                   : Tahun 2000
f. Tebal/Jumlah halaman                        : VIII + 176
g. Sampul Buku                            : Ada





Kepengarangan
Ismet Fanany menggambarkan keragaman kisah kehidupan masyarakat asli Sumatera Barat khususnya suku Minangkabau dalam dimensi waktu yang bervariasi mulai sejak zaman penjajahan hingga modern dalam kumpulan cerpennya Hadiah Dari Rantau. Ismet Fnany adalah seorang cerpenis dan kolumnis yang karyanya banyak dipublikasikan di Harian KOMPAS. Hadiah Dari Rantau merupakan salah satu diantara 17 cerpen dalam buku yang diterbitkan Juni tahun 2000 tersebut.

Ringkasan Isi
Secara keseluruhan tema yang diangkat dalam buku ini adalah  kebiasaan suku Minangkabau yaitu merantau. Kenyataaan sosial itu menjadi pondasi kumpukan cerpen ini.

Separoh Jalan adalah judul cerpen pertama dalam buku ini. Cerpen ini menceritakan tentang kehidupan pria bernama Rusli yang menjadi dosen tamu di Australia. Dimana salah satu universitas di negara itu, menawarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya setelah bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai masyarakat Minangkabau yang selama ini menjadi kontrol tingkah lakunya memudar, seperti shalat dan mengaji. Hingga akhirnya Rusli pun tergoda dengan wanita kenalannya di Australia yang bernama Diana.

Judul cerpen kedua yaitu Hadiah Dari Rantau adalah yang diambil sebagai judul kumpulan cerpen ini. Cerpen ini bercerita mengenai kebiasaan merantau orang asli suku Minangkabau, yang disini adalah pria bernama Samsir yang telah pulang merantau dari Amerika Serikat menempuh pendidikan Doktor. Ketika diketahui masyarakat kampung, akhirnya banyak keluarga yang memiliki anak gadis, menyodorkan anak gadisnya itu untuk dijadikan istri. Dalam adat Minang, keluarga perempuanlah yang melamar, tetap Samsir tidak berpikir sejalan sehingga sebelum ia dilamar maka dia akan lebih dulu melamar secara pribadi gadis yang ia nikahi.


Tidak sama dengan kedua cerpen sebelumnya, dalam cerpen ketiganya ini yang berjudul “Hai, namaku Bob!” , Ismet Fanany menggambarkan kehidupan sorang pria Padang yang belajar di Amerika, yang menikah dengan wanita pribumi di negara tersebut. Ia kuliah di salah satu universitas di sana untuk memperoleh gelar doktornya tanpa beasiswa, sehingga ia harus bekerja full sambil kuliah. Suatu hari ia mendapat pekerjaan di perusahaan penjualan produk melalui TV bernama HSN sebagai operator telepon. Dalam bekerja, ia seringkali mendapat hambatan berupa pelanggan telepon yang mempermasalahkan namanya. Iskandar. Akhirnya namanya pun diubah menjadi “Bob” agar terdengar biasa, namun tetap saja pelanggan yang menelpon cenderung menanyakan asal-usulnya daripada membeli produk.

Cerpen keempat berjudul Wattle-ku Sayang bercerita tentang seorang pria bernama Bahar yang menuntut ilmu di negeri Kangguru. Ia jatuh hati kepada seorang wanita cantik di sana namun tidak tau cara berkomunikasi dengannya. Hingga suatu hari ia menyapa gadis bernama Marylin itu dengan sebutan Wattle-ku sayang. Wattle adalah salah satu jenis pohon yang penuh dengan filosofi. Sapaan itu membuat Marylin memerah mukanya dan langsung pergi. Suatu ketika Marylin meminta bantuan Bahar untuk merekamkan penjelasan dosen pada mata kuliah yang ia tidak bisa hadiri. Hubungan mereka pun berlanjut hingga sering pergi bersama. Tidak lama berselang, Bahar harus kembali ke Indonesia dan Marylin mengantar kepergiannya dengan sapaan “wattle-ku sayang” terakhir dari Bahar.

Si pelukah adalah judul cerpen selanjutnya. Dikisahkan seorang pemuda yang bernama Zul, ia bersekolah tetapi hampir semua nilai hasil belajarnya di rapor selalu merah sehingga jarang naik kelas. Sejak itu ia beralih menjadi pelukah yaitu pencari cacing di sawah dengan menahan lukah sehingga dijuluki si pelukah. Semenjak ayahnya meninggal beberapa tahun belakangan, ia sendirian menghidupi keluarganya dengan melukah. Bertahun-tahun seperti itu, ia kemudian ditawari untuk menikahi anak Pak Haji, tapi ia menolak dengan alasan keuangan. Ketika ada pupuk dari pemerintah yang membawa dampak buruk bagi pekerjaannya sebagai pelukah, ia pun menjadi pengangguran dan menyesali penolakannya untuk menikahi anak pak haji sebelum pupuk itu merusak profesinya.

Cerpen berikutnya berjudul Ujung Sebuah Pelarian. Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak gadis yang bernama Yuslini yang berprofesi sebagai penari. Karena bakat menarinya, ia pun mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta. Ia pun terkenal, hingga pada suatu hari usai pentas, ia diwawancari oleh seorang reporter koran berusia 40 tahun-an yang bernama Darius. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengenal lebih jauh dan akhirnya jatuh kedalam perbuatan hawa nafsu yang menodai kesucian masing-masing karena keduanya memiliki perangai yang sejenis. Hingga kenyataan yang harus dihadapi adalah, Yuslini yang berusia 25 tahun adalah putri dari Darius sendiri.

Telanjang Bulat adalah judul cerpen berikutnya dalam buku kumpulan cerpen ini yang cukup fulgar. Kisah ini menceritakan tentang seorang Kepala Desa yang selalu menggelapkan dan program kesejahteraan masyarakat desa bernama Karim. Ia sering bermimpi dianiaya oleh pahlawan Desa dulu yang namanya juga sama dengan dirinya. Setelah berkonsultasi dengan asistennya, akhirnya ia mengganti namanya. Suatu ketika ada proyek dimana jika ia manjalankannya maka hasil pengelapan yang ia dapat akan ia pakai untuk menikah lagi. Tetapi sebelum itu terjadi, istrinya pergi duluan meninggalkannya setelah mengetahui tabiat suaminya selama ini. Setelah itu, ia pun bermimpi kembali yang membuat ia sesak meregang nyawa hingga meninggal.

Cerpen selanjutnya berjudul SIM. Dalam cerpen ini, dikisahkan tentang seorang Dosen yang lama bermukim di Amerika, kemudian kembali lagi ke Indonesia. Suatu hari ia mencoba mengurus SIM. Banyak yang menawarkan jasa calo untuk mempercepat pembuatan SIM. Namun, ia bersikeras untuk mengurus semuanya sesuai prosedur untuk ditulisnya sebagai Jurnal Ilmiah di kampus. Hingga setelah berminggu-minggu ia mengurusnya, SIM pun ia dapatkan. Sepulangnya dari kantor polisi, ia ditabrak oleh pemuda 15 tahun-an yang justru ia jadikan contoh dalam jurnal ilmiahnya sebagai pelaku yang menggunakan jasa calo untuk mengurus SIM nya.

Cerpen dengan judul Hadiah Natal menceritakan tentang seorang pria berkeluarga yang bernama Andi dan istrinya bernama Dyah. Kehidupan keluarga mereka cukup harmonis sampai setelah Andi mendapat gelar Doktor yang berdampak pada waktu kerjanya. Ia jadi jarang di rumah. Dyah yang kewalahan mengurus anak-anaknya yang kian hari kian nakal pun sudah tidak sanggup. Suatu hari ia mendapat suaminya dengan wanita lain di malam natal hingga membuatnya melabrak suami dan wanita itu. Tapi ternyata wanita itu adalah partner kerja suaminya yang membantu Andi membuat game terbaru untuk mangatasi kenakalan anak-anaknya sebagai hadiah natal.

Judul cerpen berikutnya adalah Kalimantang. Kisah ini bercerita tentang getirnya kehidupan seorang pria bernama Majid yang harus bekerja keras menghidupi anak istrinya di Jakarta. Suatu ketika ia merasa jenuh, menggigil ketakutan. Ia menceritakan yang ia alami pada istrinya. Dulu saat ia muda, ada seorang pria berkeluarga bernama Asa yang bekerja sebagai petani namun gantung diri karena tak sanggup lagi menahan kemelut hatinya melewati hidup yang tidak pernah berubah. Istrinya berkeras menasehati suaminya agar tidak meniru hal seperti itu. Hingga suatu ketika ia pulang kerja, ia tetap memikirkan masalalu itu. Tiba-tiba bayangan mengenai kejadian itu muncul ketika kalimantang menyiram kaca mobilnya menghalangi pandangannya. Kecelakaan itu merenggut nyawanya. Tak jauh tragis dengan Asa.

Cerpen terakhir berjudul Matematika Moderen. Kisah ini menceritakan tentang kehidupan birokrasi universitas. Bagi seorang Indra, dosen di salah satu universitas negeri, naik jabatan tiba-tiba karena atasan meninggal membuatnya cukup belajar tentang matematika kehidupan. Setelah ketua panitia proyek mereka meninggal, ia diserahi tanggung jawab sebagai ketua. Tahapan demi tahapan ia lewati hingga akhirnya tiba di masalah proposal. Ia teringat dulu guru matematika SD nya berkata bahwa segala perhitungan itu mudah. Tinggal mengalikan dan menambah. Tapi saat ia meminta tanda tangan Dekannya, ia malah disuruh agar dana honor tidak hanya dibagikan kepada panitia tapi seluruh jajaran atas universitas walaupun mereka tidak ikut andil secara langsung. Dekannya mengatakan itu dengan sinis, hingga yang ada dalam pikiran Indra adalah matematika sekolah tidak sama dengan matematika moderen.


Penggunaan Bahasa
            Pemaparan dalam novel karya Ismet Fanany yang berjudul Hadiah dari Rantau menggunakan bahasa melayu .

Kelebihan
Cerpen-cerpen yang disuguhkan dalam buku ini cukup bervariasi sehingga menyegarkan pengetjahuan pembaca.  Buku ini juga melukiskan tradisi ketimuran yang unik tentang manusia dan nilai-nilai persentuha antarbudaya. Beberapa cerpen memotret persoalan kemanusiaan yang terombang-ambing dalam pergeseran kebudayaan tersebut. Tidak terlalu menonjolkan majas dan perumpaan seperti cerpen kebanyakan. Pencitraan latar pun cukup jelas dan variatif.

Kelemahan
Ada beberapa istilah atau nama tempat asing yang mungkin agak sulit dipahami pembaca awam, yaitu tempat-tempat yang latarnya di luar negeri, khususnya Amerika dan Australia. Sehingga agak sulit dibayangkan langsung oleh pembaca. Selain itu, ada pula beberapa cerpen yang butuh pemahaman yang cukup tinggi untuk tidak terkecoh dan awal cerita yang langsung percakapan dengan logat melayu.

Nilai-nilai
-          Manfaat
Kebiasaan suku asli Sumnatera Barat yaitu Minangkabau yang menjadi tema utama buku kumpulan cerpen ini membuat pembaca lebih mengenalnya, khususnya kebiasaan merantau. Nilai-nilai budaya suku di Indonesia yang bersentuhan dengan budaya barat memberikan citra tradisi ketimuran yang begitu dipertahankan oleh masyarakat Minangkabau, walaupun tak sedikit yang rusak oleh budaya barat. Potret kehidupan seperti ini dapat memberi begitu banyak referensi bagi pembaca dalam memandang hidup dan lebih mengenal pribadi ketimurannya.
-          Kesimpulan
Menurut kami, novel ini layak dibaca oleh semua kalangan. Pada novel ini juga menggambarkan berbagai nilai kehidupan, seperti perjuangan dalam mencapai cita-cita, seorang yang berpendirian teguh, serta nilai religius yang seharusnya tidak ditinggalkan.




Contoh Laporan Hasil Diskusi


Laporan Hasil Diskusi
Kesehatan Berawal dari Makanan
1.      Pendahuluan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.Formalin adalah bahan kimia yang sudah tidak asing bagi kita. Sejak lama kita mengenal bahan ini sebagai pengawet yang ampuh, terutama untuk mengewetkan mayat.Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air.
Tujuan dari diskusi ini yaitu memberikan penjelasan bagi peserta diskusi tentang betapa pentingnya peranan makanan yang kita makan bagi kesehatan tubuh kita.
2.      Nama Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan bertema “Kesehatan Berawal dari Makanan”.
3.      Pelaksanaan
Diskusi dilaksanakan pada
hari                      : Sabtu
tanggal                : 19 November 2011
waktu                   : Pukul 08.00 – 09.30 WITA
tempat                 : Ruang kelas XII IPA 1 SMA Negeri 3 Makassar
4.      Panelis
Panelis dalam diskusi ini adalah Febila Ramadhantia dan Fatmalasari Yahyadin, yang merupakan siswi SMA Negeri 3 Makassar dengan makalahnya yang berjudul “Bahaya Boraks dan Formalin bagi Kesehatan”.
5.      Peserta
Peserta terdiri dari Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Siswa/i kelas XII IPA 1 SMA Negeri 3 Makassar. Jumlah keseluruhan peserta 37 orang.
6.      Uraian Singkat Diskusi
Secara umum, diskusi berjalan dengan lancar selama dua jam pelajaran. Para peserta mengikuti diskusi yang berlangsung dengan antusias. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan kepada panelis. Jika melihat jalannya diskusi, tampaknya para peserta sangat tertarik dengan tema diskusi. Apalagi permasalahan yang disampaikan panelis sangat relevan dengan peran penting makanan untuk menjaga kesehatan.
7.      Penutup
Makanan diperlukan tubuh manusia untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan sehingga tubuh tetap sehat. Makanan yang kamu makan sebaiknya mengandung gizi. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung semua zat gizi. Zat-zat gizi tersebut dibutuhkan tubuh untuk memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta memelihara kesehatan. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Maka dari itu mulai sekarang kita harus membiasakan diri dengan makan makanan yang sehat dan bergizi. Dan tak lupa pula untuk memperhatikan makanan yang kita beli. Ada baiknya kita makan makanan buatan rumah sendiri lebih terjamin kebersihan serta sumber makanan tersebut dan tanpa bahan-bahan kimia yang tak layak makan.

Contoh Notulen Diskusi


Notulen Diskusi
Tanggal Diskusi                      : 19 November 2011
Tempat Diskusi                       : Ruang kelas XII IPA 1 SMA Negeri 3 Makassar
Waktu  Diskusi                                    : Pukul 08.00 – 09.30 WITA
Moderator                               : A. Peppy Yusma R.
Panelis/Pembicara                  : Febila Ramadhantia dan Fatmalasari Yahyadin
Peserta                                    :Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Siswa/i kelas XII     IPA 1 SMA   Negeri 3 Makassar
Jumlah                                     : peserta 37 orang.
Uraian Pelaksanaan Diskusi   : Secara umum, diskusi berjalan dengan lancar selama duann                jam pelajaran. Para peserta mengikuti diskusi yang berlangsung dengan antusias. Banyak pertanyaan yang mereka ajukan kepada panelis. Jika melihat jalannya diskusi, tampaknya para peserta sangat tertarik dengan tema diskusi. Apalagi permasalahan yang disampaikan panelis sangat relevan dengan peran penting makanan untuk menjaga kesehatan.
Pertanyaan 1                           : Mengapa masih banyak oknum pedagang yang menjual makanan yang mengandung boraks dan formalin?
Pertanyaan 2                           : Mengapa pemerintah tidak mencabut izin penjualan boraks dan formalin?
Pertanyaan 3                           : Bagaimana cara untuk menghindari makan makanan yang mengandung boraks dan formalin?
Jawaban Pertanyaan 1            : Karena memang dengan mereka menggunakan boraks dan formalin beberapa oknum pedagang dapat mendapatkan untung yang lebih bayak, karena dari fungsi formalin itu sendiri sebagai bahan pengawet serta oknum pedagang dapat menambah kekenyalan dagangannya dengan menambahkan boraks sebagai bahan makanan tersebut.dengan demikian pelanggan bertambah dan oknum pedagang pun mendapatkan banyak keuntungan.
Jawaban Pertanyaan 2            : Mungkin memang seharusnya demikian. Namun apabila pemerintah mencabut izin penjualan boraks dan formalin maka pihak yang sebenarnya membutuhkannya (Lembaga Kesehatan / Rumah Sakit) akan mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Mungkin  menurut Anda sebaiknya pemerintah membatasi izin tempat penjualan bahan-bahan kimia, atau pemerintah memberikan prosedur-prosedur tertentu bagi pembali bahan tersebut agar jelas penggunaannya.
Jawaban Pertanyaan 3            : Bagaimana cara untuk menghindari makan makanan yang mengandung boraks dan formalin?
Kesimpulan                             : Makanan diperlukan tubuh manusia untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan sehingga tubuh tetap sehat. Makanan yang kamu makan sebaiknya mengandung gizi. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung semua zat gizi. Zat-zat gizi tersebut dibutuhkan tubuh untuk memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta memelihara kesehatan. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.Maka dari itu mulai sekarang kita harus membiasakan diri dengan makan makanan yang sehat dan bergizi. Dan tak lupa pula untuk memperhatikan makanan yang kita beli. Ada baiknya kita makan makanan buatan rumah sendiri lebih terjamin kebersihan serta sumber makanan tersebut dan tanpa bahan-bahan kimia yang tak layak makan.

Awal Masuknya Islam ke Indonesia


AWAL MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA (NUSANTARA)

MUQADDIMAH
Dalam kajian ilmu sejarah, tentang masuknya Islam di Indonesia masih “debatable”. Oleh karena itu perlu ada penjelasan lebih dahulu tentang pengertian “masuk”, antara lain:
  1. Dalam arti sentuhan (ada hubungan dan ada pemukiman Muslim).
  2. Dalam arti sudah berkembang adanya komunitas masyarakat Islam.
  3. Dalam arti sudah berdiri Islamic State (Negara/kerajaan Islam).
Selain itu juga masing-masing pendapat menggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi, beberapa tulisan dari sumber barat, dan timur. Disamping juga berkembang dari sudut pandang Eropa Sentrisme dan Indonesia Sentrisme.
Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.
  1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:
    1. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
    2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
    3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606-699 M.

    1. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
    2. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.
    3. Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.
    4. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).
    5. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
  1. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:
    1. Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)
  2. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
    1. Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
    2. K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
    3. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.
    4. Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan Indonesia.

Siapakah Pembawa Islam ke Indonesia?
Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.
Gujarat (India)
Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:
  1. ukiran batu nisan gaya Gujarat.
  2. Adat istiadat dan budaya India islam.
Persia
Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:
  1. Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
  2. Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
  3. Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara lain:
  1. Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka.
  2. munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan islam.


China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ?), mengenalkan islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain :
  1. Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
  2. Beberapa makam China muslim.
  3. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi (Umar kayam:1989)
Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
1. Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
2. Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitau:
a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan cepat berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan aktualisasi keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam mencernanya.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan colonial.

Pembahasan 2:

Sejarah Lahirnya Islam Di Indonesia

Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.
Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.
Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad.
Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.
Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.
a. Peranan Kaum Pedagang
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang
peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia
maupun para pedagang Indonesia.
Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.
Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.
Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.
Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.
Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
b. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.
Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.
Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.
Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.
Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).
c. Peranan Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.
Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.
(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
3. Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia
Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?
Masuknya Islam ke Indonesia  menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.
Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.
Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.